JAKARTA, Spot19 – Dalam sejarah bangsa ini, banyak bangunan penting yang menjadi saksi bisu perjuangan kala itu. Diantara bangunan bersejarah tersebut, ada beberapa hotel yang memiliki andil besar dalam perjuangan kemerdekaan bangsa ini. Bangunan hotel ini memiliki nilai sejarah yang tinggi pada masa silam. Terletak di beberapa kota di Indonesia, hotel bersejarah ini merupakan peninggalan zaman Belanda dan beberapa masih beroperasi sampai sekarang.
Baca juga: 9 Tempat Wisata Terbaik di Pulau Jawa yang Wajib Dikunjungi
Dengan latar belakangnya tersebut, hotel-hotel ini memiliki daya tarik tersendiri untuk sobat kunjungi. Berikut adalah 8 hotel bersejarah di Indonesia yang menjadi saksi perjuangan bangsa.
1. Hotel Savoy Homann (1880)
Hotel yang namanya diambil dari nama pemiliknya, Adolf Homann, seorang pria berkebangsaan Jerman dan hotel ini berada di kota Bandung. Sebelum bernama Savoy Homann, hotel ini memiliki nama Hotel Pos Road dengan arsitektur bergaya baroq. Pada periode 1883 terjadi perombakan hotel ini dengan gaya arsitektur Art Nouveau. Lalu pada tahun 1910 bangunan hotel dihancurkan dan dibangun baru dengan gaya arsitektur Gothic Revival.
Pada tahun 1938, hotel ini dibongkar lagi dan dibangun kembali dengan gaya Art Deco hasil dari rancang bangun seorang arsitek bernama A.F.Albers. Pernah dialihfungsikan menjadi Wisma Jepang (1942-1945) lalu menjadi Wisma PMI (1945-1948) dan pada tahun 1949 fungsinya dikembalikan sebagai hotel. Para pemimpin negara-negara Asia dan Afrika pernah menginap di hotel ini saat berlangsungnya Konferensi Asia-Afrika pada tahun 1955.
Juga beberapa tokoh dunia seperti aktor Charlie Chaplin yang juga pernah menginap di hotel yang berada di Jalan Asia Afrika Kota Bandung ini. Hotel Savoy Homann telah terdaftar sebagai bangunan cagar budaya yang mesti dilestarikan dan dipelihara keberadaannya.
Baca juga: 5 Rekomendasi Wisata Akhir Pekan di Gianyar Bali
2. Hotel Majapahit (1910)
Hotel yang dulunya bernama Oranje Hotel ini berdiri tahun 1910, dan dibangun oleh Lucas Martin Sarkies dan saudaranya. Keluarga Sarkies merupakan pendiri Htel Raffles (Singapura), Hotel Strand (Birma), The Eastern & Oriental Hotel (Penang). Ketika terjadi Perang Dunia II, tentara Jepang mengambil alih Oranje Hotel dan mengganti Namanya menjadi Hotel Yamato. Charlie Chaplin juga pernah singgah di Hotel Majapahit ini tahun 1936 dan menginap di “Kamar Merdeka”.
Pada tanggal 19 September 1945 terjadi peristiwa bersejarah di hotal ini berupa perobekan bendera Belanda oleh para pejuang Indonesia. Pada tahun 1969 hotel ini dibeli oleh Mantrust HoldingCo dan mengganti namanya menjadi Hotel Majapahit. Lalu pada tahun 1996, selama dua tahun hotel ini mengalami renovasi dan kemudian buka kembali dengan nama Mandarin Oriental Majapahit Hotel. Terakhir tahun 2006 PT. Sekman Wisata mengakuisisi hotel ini lalu mengubah namanya kembali menjadi Hotel Majapahit. Maxx-M magazine pernah menobatkan hotel ini sebagai Top 50 world Best Hotels di tahun 2010. Hotel Majapahit ini berlokasi di Jalan Tunjungan di Kota Surabaya, Jawa Timur dan telah ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya.
Baca juga: Wow… Ternyata Ada Tempat Wisata Gratis di Jakarta
3. Hotel Salak The Heritage (1856)
Sejarah hotel ini sangat panjang dan dulunya adalah milik keluarga Gubernur Jendral VOC yang digunakan sebagai tempat peristirahatan. Hotel Salak The Heritage ini dibangun tahun 1856 dan dahulu bernama Bellevue-Dibbets Hotel dan terletak tidak jauh dari Istana Bogor. Pembangunan hotel ini bersamaan dengan renovasi Istana Bogor yang diprakarsai oleh Gubernur Hindi Belanda saat itu, Albertus Jacobus Duymaer van Twist (1851-1856). Pada saat masa pendudukan Jepang di Indonesia, hotel ini sempat dijadikan sebagai markas militer Jepang atau Kempetai.
Setelah Jepang kalah perang, tahun 1948 bangunan hotel ini diserahkan kepada pemerintah Republik Indonesia. Dan baru tahun 1950, bangunan hotel direnovasi dan diberikan nama baru “Hotel Salak”. Terakhir tahun 1998 kembali terjadi perubahan nama hotel menjadi Hotel Salak The Heritage dan digunakan sampai saat ini. Hotel Salak The Heritage berlokasi di Jalan Ir. H. Djuanda nomor 8, Kota Bogor, Jawa Barat.
Baca juga: 4 Destinasi Ekowisata Favorit di Indonesia
4. Grand Inna Malioboro (1908)
Hotel ini pada zaman kolonial Belanda diperuntukkan untuk para tamu Gubernur Hindia Belanda dan militer. Grand Ina Malioboro dahulu dikenal sebagai Grand Hotel de Djogja (1908-1942), dan sempat berganti nama menjadi Asahi Hotel saat masa pendudukan Jepang 1942-1945. Pada tahun 1945-1950, nama hotel berganti menjadi Hotel Merdeka dan berganti lagi tahun 1950-1982 menjadi Hotel Garuda. Lalu periode tahun 1982-2001, berganti nama kembali menjadi Natour Garuda, dan sejak 2001 hingga saat ini namanya berubah menjadi Grand Inna Malioboro. Saat ini Grand Inna Malioboro banyak dikunjungi oleh para wisatawan lokal dan asing karena lokasinya yang strategis di pusat kota. Grand Inna Malioboro ini tepatnya berada di Jalan Malioboro nomor 60, kota Jogja yang sangat dekat dengan berbagai obyek wisata.
5. Royal Ambarukmo (1964)
Satu lagi hotel di kota jogja yang memiliki nilai sejarah yang tinggi adalah Royal Ambarukmo. Lokasi dibangunnya hotel ini adalah tempat pesanggrahan yang dibangun pada masa pemerintahan Sultan Hamengkubuwono V. Lalu bangunan direnovasi dengan tujuan akan dijadikan sebagai tempat menjamu para tamu Sultan Hamengkubuwono saat itu. Hingga akhirnya kemudian dipergunakan sebagai tempat kediaman Sultan Hamengkubuwono VII hingga mangkatnya. Royal Ambarukmo Hotel ini menjadi salah satu hotel berstandar internasional pertama yang dibangun di Indonesia. Dan Royal Ambarukmo ini merupakan bangunan hasil rampasan perang melawan Jepang dan dibangun atas perintah Ir.Soekarno. Hotel ini beralamat di Jalan Laksda Adisucipto nomor 81, Catur Tunggal, Jogja.
6. Hotel Indonesia Kempinski (1962)
Hotel yang pengerjaan pembangunannya diperuntukkan untuk menyambut perhelatan akbar Asian Games IV ini diresmikan tahun 1962. Hotel Indonesia menjadi hotel bintang lima pertama di Indonesia, juga merupakan gedung tertinggi pertama di Jakarta. Hotel ini pun merupakan salah satu dari empat hotel dengan standar internasional pertama yang dibangun dari hasil rampasan perang dengan Jepang. Ir.Soekarno adalah sosok dibalik gagasan pembangunan hotel kebanggaan Indonesia pada masa itu. Hotel Indonesia telah mengalami pemugaran dan saat ini telah berganti nama menjadi Hotel Indonesia Kempinski. Terletak di pusat kota Jakarta, tepatnya di Jalan MH. Thamrin yang super sibuk lalu lintasnya dan seperti tidak pernah tertidur.
7. Grand Inna Medan (1898)
Hotel ini dibangun oleh seorang pengusaha yang berasal dari Belanda, yakni Aeint Herman de Boer. Awalnya hotel ini diberi nama Hotel Mijn de Boer, seperti nama pemilik aslinya dan terkenal dengan nama Hotel De Boer. Para tamu-tamu penting yang berasal dari Eropa seperti Raja Leopold II dari Belgia pernah singgah di hotel Grand Inna Medan ini. Pada Desember 1957, perusahaan-perusahaan milik Belanda termasuk Hotel De Boer diambil alih oleh Pemerintah Indonesia dengan status naturalisasi. Fisik bangunan hotel yang merupakan warisan Belanda ini masih dipertahankan bentuknya sampai saat ini. Hotel ini berada di Jalan Balai Kota nomor 2, Kesawan, Kota Medan, Sumatra Utara.
8. Inna Bali Heritage Hotel (1927)
Pada masa sebelum kemerdekaan, Inna Bali Heritage Hotel ini merupakan hotel mewah yang ada di kota Bali dan berdiri pada tahun 1927. Didirikan oleh pemerintah kolonial Belanda sebagai tempat singgah para awak kapal pelayaran Belanda Koninkelijke Paketvaar Matschappij yang awalnya 12 kamar. Merupakan salah satu hotel internasional pertama peninggalan Belanda di Bali dan berada di titik nol (0) kota Denpasar. Menjadi rujukan tempat menginap para wisatawan yang melakukan kunjungan ke Bali kala itu.
Pada tahun 1942, Bali Hotel dibuka untuk umum, dan tahun 1956 dibeli oleh PT.Natour dan berganti nama menjadi Natour Bali. Saat ini kepemilikan Hotel Bali dikuasai oleh Inna Bali Hotel Business & Marketing dan telah ditetapkan sebagai aset bangunan cagar budaya. Inna Bali Heritage Hotel ini berada di Kawasan Heritage City of Denpasar, tepatnya di Jalan Veteran nomor 2, Dauh Puri Kaja, Denpasar Utara, Bali. Inilah 8 hotel bersejarah di Indonesia yang menjadi saksi perjuangan bangsa ini dalam merebut dan mengisi kemerdekaan.
**Editor: Ed Ward