JAKARTA, Spot19 – Siapa orang yang tidak senang hidup bergelimang dengan harta? Dengan memiliki kekayaan yang banyak pasti semua keinginan dapat terpenuhi. Selain itu, harta juga dapat menjadi salah satu faktor penentu kebahagiaan seseorang.
Baca juga: Mengapa Orang Sering Pamer Kekayaan di Dunia Maya?
Namun tidak setiap orang memiliki pandangan yang sama bahwa memiliki harta berlimpah adalah suatu berkah, bisa jadi itu musibah. Hal demikian juga terjadi pada diri sahabat Rasulullah yang justru menangis ketika beliau diberi harta yang melimpah oleh Allah SWT. Ya kisah ini menceritakan tentang panglima perang Sayyidina Umar bin Khattab. Saat terjadinya perang dan terkumpullah berbagai harta rampasan perang, seperti berbagai jenis kekayaan sepeti emas, perak, permata, dan sutra.
Sang panglima perang Umar bin Khattab bukannya bergembira atas pencapaiannya, beliau justru menangis dengan penuh kekhawatiran. Hal ini menimbulkan tanda tanya dibenak para sahabat yang lain, salah satunya adalah Abdurrahman bin Auf yang dikenal karena kedermawanannya. Ia bertanya “Mengapa engkau menangis, wahai Amirul Mukminin? Padahal Allah SWT telah meridhoi perjuangan kaum mukminin melalui kepemimpinamu?”.
“Tidak, Demi Allah, ini bukanlah kebaikan yang murni dan sejati,” ungkap Umar. “Jikalau ini adalah puncak kebaikan, maka Abu Bakar lebih berhak mendapatkannya dibanding aku,” terang Umar kemudian. “Dan jika ini merupakan puncak kebaikan, pastilah Rasulullah yang berhak mendapatkannya pada masanya dan bukan masa kami,” lanjut Umar sembari terus menangis. Beliau mengkhawatirkan pencapaiannya dalam memimpin kaum muslimin saat itu.
Tetapi, meskipun terus menangis, Sayyidina Umar bin Khattab tidak lupa memuji pasukannya yang telah berhasil memenangkan jihad dan membawa harta rampasan perang dengan utuh. Lanjut ia berkata,”Betapa amanahnya pasukan ini. Begitu juga panglima pasukan ini, Sa’ad bi Abi Waqqas.” Sayyidina Ali bin Abi Thalib yang berada di dekat Umar menjawab,”Semua ini lantaran engkau tidak menyimpan sedikitpun hasrat kekayaan dunia di hatimu.”.
Andai ada setitik syahwat harta dihatimu, niscaya pasukan itu akan saling bunuh demi memperebutkan ganimah ini.”, lanjut Ali menjelaskan. Maka memang pantas jika Sayyidina Umar bin Khattab dijuluki Al-Faruq, yang artinya mampu membedakan antara kebaikan dan keburukan. Dirinya paham bagaimana cara menyikapi karunia yang telah diberikan oleh Allah SWT. Sudah sepantasnya, kita sebagai umat muslim tidak mengagungkan harta dan kekayaan melebihi kecintaan terhadap Allah SWT.
**Editor: Ed Ward