JAKARTA, Spot19 – Perjalanan panjang sejarah masuknya agama Islam ke Indonesia ditandai dengan berbagai peninggalan sejarah yang masih dapat kita saksikan sampai saat ini. Salah satunya adalah rumah ibadah umat muslim yang bernama masjid. Berikut ini adalah deretan masjid di Indonesia dengan arsitektur khas Tionghoa.
Baca juga: Berkunjung ke Masjid Bersejarah di Ukraina
1. Masjid Al Imtizaj – Bandung
Masjid dengan arsitektur khas Tionghoa ini ada di Kota Bandung. Tepatnya di Jalan ABC No.8, Braga, Kecamatan Sumur Bandung, Kota Bandung. Berada di kawasan perkantoran dan pusat perdagangan sehingga selalu dipenuhi jamaah saat waktunya sholat tiba. Masjid yang dibangun tahun 2008 dan mulai dibuka tahun 2010 ini dominan warna merah dan kuning khas bangunan etnis Tionghoa. Ada juga lampion yang menghiasi area masjid. Kapasitas masjid dua lantai ini mampu menampung sekitar 200 orang jamaah. Bangunan masjid ini dulunya adalah Mall Matahari dan pembangunannya dimotori oleh mantan gubernur Jawa Barat Nuriana.
Baca juga: Air Zamzam Diakui Sebagai Air Paling Murni Didunia
2. Masjid Al Mahdi – Magelang
Masjid bergaya klenteng dengan arsitektur khas Tionghoa berwarna dominan merah ini terletak di komplek Perumahan Armada Estate, Kota Magelang. Terdapat pula beberapa lampion yang dihiasi lafaz Asmaul Husna yang diletakkan di langit-langit selasar masjid. Masjid ini berada di area seluas 290 meter persegi dan dapat menampung sekitar 120 orang jamaah. Masjid Al Mahdi ini dibangun oleh Kwee Giok Yong, warga keturunan Tionghoa yang sudah menjadi mualaf sejak usia 11 tahun. Kemudian ia mengganti nama menjadi Mahdi dan diabadikan menjadi nama masjid yang didirikannya ini. Masjid Al Mahdi ini diresmikan pertengahan April 2017 oleh Bupati Magelang saat itu Sigit Widyonindito.
Baca juga: 4 Rekomendasi Kuliner Unik Hanya Ada di Jogja
3. Masjid Siti Djirzanah – Yogyakarta
Masjid Siti Djirzanah merupakan sebuah masjd dengan konsep Cina-Hindia yang terletak di depan Pasar Beringharjo kawasan wisata Malioboro. Merupakan sebuah bangunan yang indah diantara hiruk pikuk dan keramaian Jalan Malioboroyang dulunya merupakan sebuah bangunan pertokoan. Masjid ini didirikan oleh mantan Walikota Yogyakarta, Herry Zudianto dan penamaan masjid ini sesuai dengan nama almarhum ibunda Siti Djirzanah. Arsitektur bangunan masjid ini kental nuansa Tionghoa dan dibagian depan masjid terdapat tulisan Mandarin berbunyi Qingzhensi yang artinya masjid. Bangunan Masjid Siti Djirzanah pun unik karena tidak memiliki kubah seperti masjid kebanyakan, melainkan atapnya malah menyerupai klenteng.
Baca juga: 5 Spot Wisata Misterius di Yogyakarta
4. Masjid KH.M.Bedjo Dermoleksono – Malang
Masjid yang berada di kompleks Rumah Sakit Umum (RSU) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ini sangat kental dengan nuansa Tionghoa. KH.M.Bedjo Dermoleksono yang namanya diabadikan menjadi nama masjid ini merupakan seorang tokoh penting dibalik perkembangan Muhammadiyah di Malang. Ide pembangunan masjid ini menggunakan gaya Tionghoa adalah karena Cina dikenal sebagai pusat pengobatan tertua di dunia. Masjid yang memiliki area seluas 500 meter persegi ini dibagi menjadi tiga lantai dan mampu menampung hingga 500 orang jamaah. Untuk lantai satu diperuntukkan sebagai basement, tempat wudhu, dan sebagai tempat anak-anak untuk mengaji. Sedangkan lantai dua diperuntukkan untuk jamaah laki-laki, dan lantai tiga untuk jamaah perempuan.
5. Masjid Cheng Ho – Surabaya
Merupakan masjid pertama di Indonesia yang menggunakan nama muslim Tionghoa. Berdiri diatas tanah seluas 3.070 meter persegi, masjid ini memadukan gaya arsitektur dominan Tionghoa dengan budaya Arab dan Jawa. Arsitektur masjid terinspirasi dari Masjid Niujie Beijing yang berdiri sejak tahun 996 Masehi. Tampak gaya arsitektur Tionghoa pada bagian atap dan mahkota masjid, bagian lainnya dipadukan dengan arsitektur Jawa dan Arab. Bagian atap bertingkat tiga dan berbentuk segi delapan menyerupai atap pagoda yang menambah unik dan menjadi ciri khas masjid ini. Masjid dengan dominasi warna merah dan kuning ini mampu menampung jamaah sebanyak 200 orang.
6. Masjid Ramlie Musofa – Jakarta Utara
Masjid Ramlie Musofa merupakan sebuah masjid megah di kawasan Jakarta Utara yang terinspirasi dari bangunan Taj Mahal di India. Pendiri Masjid ini, alm. Haji Ramli Rasidin mempunyai niat ingin membangun masjid yang memiliki keindahan layaknya Taj Mahal. Bangunan yang dominan dicat berwarna putih ini dibagian atasnya tepat dibawah kubah terdapat tulisan berwarna emas dalam dua bahasa. Pada bagian atas terdapat tulisan Mandarin dan dibawahnya terdapat tulisan berbahasa Indonesia bertuliskan Masjid Ramlie Musofa. Kenapa ada tulisan Bahasa Mandarin di masjid ini? Pendirinya alm. Haji Ramli Rasidin merupakan seorang mualaf keturunan Tionghoa Aceh yang sudah memeluk Islam sejak berusia 19 tahun. Beliau berkeinginan bukan hanya umat muslim saja yang berkunjung ke masjid, melainkan umat lainnya pun dipersilakan untuk datang. Mereka bisa mempelajari Islam melalui kaligrafi yang ada di masjid karena juga disertakan terjemahan dalam bahasa Indonesia dan Mandarin. Inilah bentuk toleransi sesungguhnya yang ingin ditanamkan pendiri melalui pembangunan masjid ini.
7. Masjid Cheng Ho – Palembang
Masjid yang berada di dalam perumahan Amin Mulia, Jakabaring, Palembang ini memang kental nuansa Tionghoa. Dari kejauhan, sobat sudah bisa melihat masjid ini dengan warna yang cukup mencolok, bangunan dengan dominan warna pink dan pilar-pilarnya yang berwarna merah. Kubah masjid berwarna hijau ditemani dua menara mirip pagoda berwarna merah menambah semarak nuansa masjid ini. Kedua menara ini memiliki lima tingkat yang melambangkan sholat wajib lima waktu bagi setiap muslim. Tinggi dari kedua menara ini juga mencapai 17 meter, dengan filosofi untuk mengingatkan jumlah rakaat sholat dalam sehari semalam. Inilah deretan masjid di Indonesia dengan arsitektur khas Tionghoa yang dapat sobat kunjungi sebagai sarana ibadah sekaligus wisata religi.
**Editor: Ed Ward